Powered By Blogger

Disudut Kamar Kecil Itu

Keep smile
Hayuk siapa yang pernah menangis sembari menulis? Ngaku donk biar enak diajak diskusinya biar kagak kaku amat, entah dengan apa seseorang melukai hatiku apakah dengan pisau yang tajam atau dengan penghianatan?  biasanya dengan hilangnya kepercayaan itu, lebih tajam dari pada sebila pisau.

Dengan kaki gemetaran aku mencoba membuka mata. Menggerakkan bagian-bagian tubuh ini, sedikit sakit karena kehujanan tadi malam, iya aku tak bisa terkena hujan jadi hari ini tubuhku mulai lemas terkulai tanpa tenaga kepalaku berasa ada banyak yang berkeliling disekitarnya. Mutar-mutar dengan segala rasa dikepala ini. Rasanya aku tak sanggup membuka mata apalagi harus terbangun dan menggerakkan semua anggota tubuhku. Tapi aku tetap mencoba nya,terus saja aku terjatuh, bangun lalu tidur lagi berulangkali aku mencoba nya, karena aku bukan manusia lemah walaupun dalam keadaan sakit sekalipun jika ada sesuatu yang lebih penting dari diriku aku mengorbankannya. 

Sudahlah aku terus berusaha untuk tetap bangun untuk yang ke lima kalinya aku terbangun dan tidak kembali ke sudut kamar kecil ini lagi. Sudahku persiapkan apa saja yang harus dibawah pergi dengan kendaraan hitam berliskan kuning aku membaca doa naik kendaraan lalu meninggalkan kamar kecil ini. Singkat cerita hari ini panas sekali trik matahari rasa diatas kepala tidak tahu kenapa kepala ku tiba-tiba mulai pusing, aku sempat berpikir untuk pulang saja, tapi lagi-lagi aku mengatakan bahwa aku bisa dan ini lebih penting dari pada diriku sendiri, perlahan aku tetap berjalan dengan mengendarai motor ku. 

Sesampainya di rumah itu hatiku senang melihat keberhasilan nya hari ini alhamdulilah selamat ya, semoga bermanfaat dunia dan akhirat, setelah memberi bingkisan tiba-tiba kepalaku mulai pusing lagi akhirnya aku memilih untuk tidak banyak bicara dan tertidur, tidak mudah untuk terpejam karena mataku tidak bisa tertutup begitu saja ketika banyak hal yang aku pikirkan, air mata mengalir saja kepalaku tambah pusing aku merasa tidak dihargai sama sekali.

Kehadiran ku hari ini hanya membawa luka, aku masih berpikir ada yang salah hari ini, seharusnya aku istirahat saja dan memanjakan diri ini yang sedang sakit dan memang membutuhkan waktu buat beristirahat dari segala aktivitas yang dianggap penting dan hari ini aku telah menzolimi diri sendiri. Aku tetap saja menyalahkan orang lain dengan segala perjuanganku hari ini aku menangis meratapi nya sendiri dipojok kamar kecil itu diiringi hujan deras magrib ini. 

Sembari berdoa pada Tuhan, "Ya Allah SWT salah ku dimana"? Aku ingin menangis kencang-kencang sekali ingin berteriak sekaligus berterimakasih padanya hari ini karena telah mengenal ku pada dunia yang begitu kejam ini. Pantas saja air mataku tidak berhenti-henti sampai saat ini iya sampai ketikan yang sekarang ini aku masih saja menangis bukan karena lemah? Tapi karena hatiku terluka untuk hari ini. 

Dari masalah hari ini aku mengerti tidak semua orang bisa menghargai perjuangan walaupun disertai tangisan ataupun keadaan yang tidak memungkinkan, tidak semuanya mengerti akan perjuangan. Mereka tidak mengerti berulangkali aku jelaskan bahwa hari ini aku sedang sakit kepalaku pusing sekali dan rasanya mau pingsan, aku hanya banyak diam karena sakit ini tapi aku malah dikira menyombongkan diri. 

Aku langsung menangis sambil bertanya dimana letak sombong ku hari ini? Dimana letak salahku hari ini? Kenapa harus aku yang salah, tapi jangan terlalu bersedih akan ada orang baik yang bisa menghargai perjuangan hari ini, perjuangan ku berakhir luka. Hatiku sakit sekali aku tak bisa berbuat apa-apa seakan dunia ini sangat gelap, aku masih sendiri sembari menulis di pojok kamar kecil ini diiringi tangis dan hujan yang bersamaan jatuhnya.

Sekali lagi aku bertanya apakah kau bisa menghargai perjuangan ku hari ini? Atau aku yang terlalu bodoh untuk hari ini? Katakan saja bahwa aku yang salah sehingga kejadian hari ini tidak akan aku ulangi, aku membenci diriku hari ini aku membencinya, kau tahu aku telah mengorbankan waktu ku, tenaga, dan pikiran ku untuk menemui mu hari ini, tapi itu semua berakhir dengan luka. 

Terimakasih tidak ada yang berkesan untuk hari ini.Sangat menyakitkan tuhan tunjukkan kebenaran nya. Mungkin kehadiran ku hanya membawa luka baginya.

Tidak ada komentar

Reti suryani

Reti suryani
Muslimah untuk Indonesia