Coretan Tinta Emas
Aku sedikit tidak terima dengan
pilihan ibu padahal dalam agamaku mengajarkan .Tidak boleh membentak seorang
ibu apalagi harus bertentangan seperti ini,
Jujur saja aku anak yang sangat manja terluka sedikit saja aku menangis , tapi aku juga seorang pemalas aku tidak mau bekerja ataupun membersikan rumah
dari karakterku kalian bisa membayangi bagaimana sikapku iyakan. Aku tidak bisa apa – apa belajarpun malas ngaji tidak bisa makan harus disuapin.
Aku perempuan seorang diri yang orangtuaku miliki satu – satunya.Masa kecilku dipenuhi dengan warna – warni kebahagiaan .Ibuku selalu memanjakanku.
Jujur saja aku anak yang sangat manja terluka sedikit saja aku menangis , tapi aku juga seorang pemalas aku tidak mau bekerja ataupun membersikan rumah
dari karakterku kalian bisa membayangi bagaimana sikapku iyakan. Aku tidak bisa apa – apa belajarpun malas ngaji tidak bisa makan harus disuapin.
Aku perempuan seorang diri yang orangtuaku miliki satu – satunya.Masa kecilku dipenuhi dengan warna – warni kebahagiaan .Ibuku selalu memanjakanku.
Rumaku
sangat strategis disamping rumah ku ada masjid disebelahnya lagi ada kebun yang
berisikan buah – buahan.
Setiap malam aku berangkat ke masjid dengan tujuan untuk mengaji tapi aku malah ngobrol bersama teman – teman ku tidak hanya itu teman – teman sudah pulang dari masjid aku pun belum sampai kerumah.Aku masih asyik bermain biasanya diluar.
Ibu mencariku terus dan segera membawaku pulang .Aku tidak bisa berteman dengan siapapun yang menurut ku baik.Selalu ada celah ibu untuk mengatakan bahwa teman- temanku tidak baik.
Setiap malam aku berangkat ke masjid dengan tujuan untuk mengaji tapi aku malah ngobrol bersama teman – teman ku tidak hanya itu teman – teman sudah pulang dari masjid aku pun belum sampai kerumah.Aku masih asyik bermain biasanya diluar.
Ibu mencariku terus dan segera membawaku pulang .Aku tidak bisa berteman dengan siapapun yang menurut ku baik.Selalu ada celah ibu untuk mengatakan bahwa teman- temanku tidak baik.
Aku
sering diajari membaca sama ibuku tapi aku selalu menolak ibuku seorang pedagang sama seperti ayahku mereka
sama – sama sibuk dalam bekerja tugasku hanya main dan aku tidak pernah membantu orangtuaku ,makan saja aku selalu disuapin.
Gimana mau kerja bagiku kerja itu tidak penting sekali .Untuk apa bekerja duniakan milik aku .(Waktu itu aku berkata seperti itu )
ada hal yang paling ditunggu – tunggu sama orangtuaku yaitu pembagian raport. Wah pembagian raport itu semua siswa –siswi wajib membawa nasi jika tidak raportnya tidak hanya dibagikan.
Bukan yang bawak nasi tapi guru – guru juga begitu.
Biasanya sih saling tukar menukar buka gitu.Seru? Menurutku sangat menyenangkan sekali.
sama – sama sibuk dalam bekerja tugasku hanya main dan aku tidak pernah membantu orangtuaku ,makan saja aku selalu disuapin.
Gimana mau kerja bagiku kerja itu tidak penting sekali .Untuk apa bekerja duniakan milik aku .(Waktu itu aku berkata seperti itu )
ada hal yang paling ditunggu – tunggu sama orangtuaku yaitu pembagian raport. Wah pembagian raport itu semua siswa –siswi wajib membawa nasi jika tidak raportnya tidak hanya dibagikan.
Bukan yang bawak nasi tapi guru – guru juga begitu.
Biasanya sih saling tukar menukar buka gitu.Seru? Menurutku sangat menyenangkan sekali.
Pagi
itu ibu sibuk menyiapkan bekal untukku dan aku masih saja terlelap dalam
tidurku .Lalu ayah membangunkanku yah terpaksa harus bangun deh, Jangan salah
walapun aku pemalas tapi aku cepat sekali bangun tidur hehe ya kalau dibanguni.Aku
sering kali bangun subuh tapi aku gak mau shalat paling aku hanya melihat ibu
dan ayahku shalat.Hobi ku adalah bermain dan memanjat pohon apa saja apalagi
pohon sawit. Ciri khas ayahku dia sering kali mandi sebelum subuh (aku berdoa
dalam hati semoga bisa menular sama aku ) faktanya ya begitu.Hobi ibuku adalah
memasak sampai – sampai jika mau lebaran tetangga kerumahku biar bisa masak
barengan ibuku.
Keindahan dunia itu hanya sementara |
Tiba
disekolah saat pembagian raport , aku mah gak ada dig dug dag nya sih santai
aja walaupun ibu ku mengatakan jangan – jangan kamu enggak naik kelas lagi .”Dalam
hati bodo amat biarin” enggak naik kelas syukur bisa belajar lebih lama lagi
.Tersentak saat itu namaku dipanggil dan aku langsung kedepan menghadapi guruku
bersama orangtua agak kaget sih dengarnya aku mendapatkan juara ke 2 (dua) iya
rasanya enggak percaya bangetkan enggak mungkin rasanya belajar enggak pernah
pemalas iya, enggak punya etika, jorok lagi, ini semua lengkap. Apalagi belajar
yah sepulang kerumah ibu sellau membangga banggakan aku biasa anak tunggalnya
mendapat peringkat ke 2 di kelas yah banggakan .Menurutku biasa aja namun ibu
dan ayahku senang sekali .Sejak saat itu kemauan ku dituruti semua dengan
ibuku. Terimakasi ibu dan ayahku
Iloveyou semoga kalian sehat selalu dan selalu sayang sama aku.
Waktu
itu aku merasa masalah tidak berani mendekatiku karena kebahagiaan yang aku
miliki rasanya sempurna sekali hidupku.Bersama ayah dan ibuku tidak ada yang
mengganggu , namun waktu terus berjalan detik terus berputar matahari dan bulan
bertukar terus malam dan siang selalu menjadi saksi.Duka melanda dalam
kehidupanku menjadikan aku seorang anak yang sangat culun pemalu dan tidak
percaya diri berjalanpun aku tertunduk seakan ada beban berat dikepalahku.Ayah
bangkrut ibupun juga seperti itu ,sehingga keluarga tidak harmonis lagi
.Seketika itu aku belum terlalu mengerti bagaimana harmonisnya keluarga dan
indahnya selalu bersama keluarga.Yang aku tahu kami harus pindah dari daera
tersebut.Air mata bercucuran sangat deras seperti air terjun yang terus mengalir.Masalah
kami sama seperti bencana air hujan , bedai , lalu banjir. Tapi belum ada
gempanya masih ada untungnya.
Warna - warni kehidupan |
Sejak
saat itu aku harus mandiri aku juga tahu kondisi orangtua sangat terpuruk , aku
harus pindah kesekolah lain .Disekolah yang baru aku sangat pendiam dan pemalu
dan aku sering kali tidak punya uang untuk belanja karena kondisi
orangtuaku.Bahagiaku hanya sesaat aku sering kali memikirkan keadaanku yang
kemaren dimana ayah dan ibu selalu memperhatikanku tidak ada masalah apapun.Selalu tersenyum bahagia
bersamaku lebih banyak waktu bermain bersamaku.Lebih memperhatikanku .Duniaku
seakan berubah sekejap saja .’’Seperti saat kita memejamkan mata ,lalu
membuka mata aku sudah berada didunia lain’’.Seperti itulah keadaanku
mungkin jika saja aku sudah dewasa aku akan menangis kencang sekali. Biar dunia
tahu aku tidak menerima keadaan seperti ini.
Sejak
saat itu banyak hal yang aku pelajari aku belajar dari hal yang kecil .Makan
tidak perlu disuapin lagi , belajar membersikan rumah , sering membantu
seseorang .Belajar adab , belajar mengerti kondisi orangtua, dan menuruti semua
kemauan orangtuaku . Aku sudah besar dan aku harus dimasukan kedalam pesantren
itu keinginan orangtuaku .Iya aku mengikuti keinginannya walaupun aku tidak mau
masuk pesantren karena rasa sayang yang begitu dalam akhirnya aku mengikuti
keinginannya.3 tahun beralalu aku harus kuliah dan aku meilih untuk tidak
kuliah , namun orangtua memaksakanku untuk kuliah , aku tidak mau menurutinya
aku bersih kersa mau kerja duluh baru bisa kuliah sendiri pakai uang sendiri .
Dunia
ini serasa membunuhku secara perlahan tidak kuduga aku bisa berubah menjadi
wanita yang sangat mandiri .Mungkin orangtuaku snagat kaget dan aku menolak
untuk kuliah karena aku takut ibadahku tidak sekuat sekarang ini .Karena
menurutku kuliah itu banyak sekali teman- teman yang berbeda – beda .Bisa jadi
aku terpengaruh dengan mereka oh tuhan aku harus bagaimana malam itu tiba
dimana semua keluarga musyawarah tentang dunia kuliahku dan aku harus mengambil
jurusan kemauan orangtua dan keluargaku .Aku masih saja menolak saat itu aku
ditawarkan kuliah dimana saja yang aku mau
tapi aku diam saja aku bersih keras dan bisa jadi keras kepalah tapi
sebenarnya niat ku baik aku tidak mau merepotkan kedua orangtuaku dengan biaya
kuliah yang mahal sekali.Aku ingin mandiri aku menginginkan kuliah sambil kerja
.
Saat aku mulai dewasa |
Detik itu ibuku menangis dan akupun menangis karena aku tidak bisa
mengungkapkan keinginanku aku hanya diam saja .Inginku kuliah sambil kerja aku
menjadi sosok pendiam dari kecil karena masalah keluarga yang bertubi – tubi dari
situ aku sedikit tertutup padahal ada banyak yang harus aku ceritakan tentang
kehidupanku .Satuhal lagi aku sangat menjaga sikapku terhadap siapapun. Karena
Allah mendengar doa ibuku akhirnya aku kuliah juga .Aku memasuki dunia
perkuliahan yang menurutku hanya mengahbiskan uang semata . Bagaiamana tidak
dikit – dikit uang mau ngapain uang .Tidak ada istimewahnya kuliah ini tapi aku
terus menjalankan kuliah tersebut dengan mengikuti alur .Semester akhirpun tiba
wah cepat sekali yah sudah semester akhir. Alhamdulilah sudah kuduga pasti
banak yang bertanya.
Aku
mulai dewasa dimana saat itu ibu memintaku memilih pasangan tapi aku diam saja
dalam hati, aku berpikir didunia perkuliahan ada banyak laki – laki yang aku
tolak karena menurutku ya begitulah aku belum bisa menemukannya sudah itu saja
alasanku.Setiap pulang liburan ibu selalu menuntutku untuk memiliki pasangan
dia menceritakan tentang solehnya laki- laki itu .Bahkan tetangga rumahku bercerita
dia rajin sekali bekerja , kerja apapun mau , shalat tidak pernah tinggal dan
dia mandiri sekali.Kurang apalagi coba? Selalu – selalu dan selalu ibu
menceritakan laki- laki itu .Aku menagis dalam setiap doaku karena aku tipe
wanita yang tidak bisa memaksakan perasaan harus dekat walaupun tidak ada
perasaan . Dan aku benar – benar tidak bisa dekat dengan laki – laki yang
akunya tidak memiliki perasaan apapun walaupun sekedar teman.
Aku
mencoba memberi pengertian terhadap ibuku aku selalu mengikuti kemauan ibu dari
kecil hingga aku dewasa. Namun ibu untuk kali ini aku tidak bisa memaksakan
perasaanku .Aku belum bisa menerimanya dan dia bukan inginku .Spontan aku
berbicara juga , ibu dipesantrenku banyak sekali yang soleh jika aku
menginginkannya tapi aku tidak mau , bukan menolak menurutku biarkan perasaan
ini mengalir sebagaimana mestinya.Aku tidak ingin di cari apalagi dijodohkan.
Biarkan aku mencari sendiri dengan keinginanku ibu. Jangan memaksaku untuk
mencintai siapapun ibu.
Ibuku
menjawab sudahlah ibu tahu yang terbaik untuk dirimu. Ibu tidak mengerti sekali
menurutku. Persaanku bukan untuknya tapi ya aku belum tahu perasaanku untuk
siapa tapi yang pasti aku sangat tidak menyukai laki- laki itu.Walapun aku suka
sekali dengan laki – laki yang rajin bekerja dan sangat mandiri .Aku menangis
terus tertekan batin rasanya .Ada banyak
hal yang harus aku ceritakan tentang perasaanku tapi aku rasa itu tidak
penting. Yang penting saat ini adalah lelaki itu tidak bisa memiliki aku .Tuhan
aku sangat tertekan aku menangis memikirkannya, aku tidak bisa mencintai
seseorang yang tidak aku cintai dari
awal.Tapi aku juga sangat mencintai ibuku aku ingin dia bahagia dengan
pilihanku .Sayangnya dia menginginkan aku dengan orang lain. Itu bukan
pilihanku ibu jika kita sama – sama egois lalu siapa yang ingin mengalah. Dan
aku tidak akan mungkin mebersamai orang yang tidak aku cintai.
Selesai
Cerita ini tidak ada endingnya ini
hanya sinopsis dan ini bukan cerita saya ini hanya fikti belaka. Terimaksi
sudah membaca tulisan saya tinggalkan jejak kalian ditulisan saya . Iya potonya mungkin saya tapi ini bukan cerita saya Terimakasi
Tidak ada komentar