Powered By Blogger

Hal-hal yang Menyenangkan Ketika Menjadi Dewasa


Dokumentasi: Fauziah Uci Al Amin NTT 

Beberapa hal memang harus kita hadapi sendiri. Bukan tidak membutuhkan orang lain, tapi kadang kita butuh waktu untuk sendiri. 

Kata mereka "Dewasa menyakitkan sekali ya!". Spontan keluar begitu saja dari dalam diri seseorang. Itu menandakan beberapa banyak orang-orang yang belum siap untuk menjadi dewasa.

Aku ingin bilang bahwa kamu ga perlu takut untuk menjadi dewasa, menjadi dewasa tidak semengerikan yang ada dalam benak kalian. Tahu ga mengapa?  Karena dewasa itu hanya untuk mereka yang mampu menghadapi semuanya dengan keberanian.

Siap ga siap, mau ga mau kita harus menjadi dewasa dan diposisi itu harus dijalani dengan semaksimal mungkin. 

Sendiri tanpa ditemani siapapun 

Kau tahu? Hal - hal yang paling menyenangkan ketika kita dewasa 

1. Mendapatkan kepercayaan sepenuhnya dari orangtua 

Ingat ga, waktu kecil kita selalu bilang "Tunggu aku besar ya, maka aku akan jalan-jalan sepuasnya tanpa mengandalkan siapapun, tunggu aku besar ketika aku punya kerjaan nanti aku akan membelikan mainan yang sangat banyak." Kita selalu menyebutkannya berulang-ulang kali sampai kita benar-benar mengerti bahwa itu adalah harapan untuk menyemangati kita untuk tumbuh dengan sempurna.

Secara ga sadar kita menjadi manusia yang penuh harapan, karena sebenarnya harapan itulah yang membuat kita semangat untuk tetap hidup. Seketika waktunya tiba hal yang paling menyenangkan dalam hidup ku adalah orangtua memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada ku untuk terus tumbuh meraih pendidikan tanpa melihat kekurangan ku. 

Mereka percaya bahwa : kita sudah dewasa sepatutnya untuk mendapatkan kepercayaan yang telah kita tunggu-tunggu sedari kecil dulu. Tinggal bagaimana kita mengelolah kepercayaan itu sebagai amanah terbesar yang kita emban. Berhenti mengeluh bahwa dewasa tidak se-menyakitkan itu.

2. Bisa Menyelesaikan masalah dengan sendiri

Flashback ke masa lalu betapa manjanya diriku dengan hal-hal yang kecil dan tidak bisa menyelesaikannya dengan sendiri selalu didampingi orangtua serta keluarga. Pasti semua dari kita mengalami masa-masa itu, dan ternyata masa-masa kecil itu berlalu begitu saja, kita tumbuh menjadi dewasa, tanpa sadar kita sudah sangat pandai menyelesaikan setiap bait-bait masalah yang ada. 

Masih ingin bilang? Bahwa kita tidak sanggup menjadi dewasa, padahal tidak semua orang yang kuat, tangguh, dan berani seperti kita mengambil alih berperan seorang diri, menjadi sangat berani untuk memulai, memilih, dan menyelesaikannya. 

Setiap kali saat hal-hal kecil maupun hal yang begitu besar kita selesaikan sendiri. Coba ingat-ingat kapan kita menyerah? Dan tidak sanggup menyelesaikan nya sendiri. 

Lucu ya, yang ada bukan ga sanggup mungkin saat itu kamu hanya butuh waktu untuk istirahat sejenak saja bukan menyerah apalagi mengalah.

3. Memenegement keuangan

Hay, apa kabar yang duluh ga berangkat sekolah karena ga ada uang jajan buat ke sekolah takut diejek teman-teman sekolah, bahkan takut ga ada teman. Berbeda dengan sekarang kamu menjadi manusia sangat pintar untuk memilih dan membuang.

Memilih untuk hemat karena hidup masih sangat panjang kedepannya, atau membuang-buang uang hanya ingin dilihat teman-teman kampus dan teman-teman kerja bahwa kamu sudah begitu sukses sekarang? Haha padahal itu zonk banget tahu kamu berpenampilan diatas jerih payah orangtua kamu? Jujur saja heeh.

Mungkin kamu begitu? Mungkin juga tidak aku hanya menebak saja kok, bukan menuduh bahwasanya kamu dan kita semua adalah orang yang pandai mengatur keuangan. 

Ingat, diwaktu sekarang orangtua sudah tidak perlu lagi mengawasi kita, dan semua keperluan kita. Diatur oleh diri sendiri. Kita saat ini bukan anak kecil lagi kayak dulu yang kalau ga ada, bisanya cuma mintak. 

Mungkin disini kita menjadi orang yang paling penting untuk tidak membuang-buang uang untuk keinginan yang hambar itu. Karena tidak akan ada habisnya. Seharusnya diusia sekarang kita sudah pandai menabung serta hemat mempersiapkan kehidupan yang sebenarnya.

4. Berbagi ga nunggu kaya bukan

Nunggu kaya kapan? Ini yang menjadi pertanyaan. Masa sih kita ga bisa menyelipkan uang jajan buat berbagi untuk mereka yang benar-benar membutuhkan! 

Seseorang bilang " berbagilah ketika kamu sudah berlebih." Aku cuma mau bilang bahwasanya manusia itu tidak akan pernah  cukup, apalagi lebih!  Benarkan? Dan tidak pernah akan puas sama hasilnya. 

Jadi sampai kapan mau nunggu lebih? Ibarat kan kamu aja ga cukup gimana mau berbagi, aku ingin tahu siapa yang memberikan statement ini awalnya sehingga semua dari kalangan awam menyebutnya begitu.

Anak mudah kita semua dimasa penantian akan tua, dan akan merasakan pahit manisnya kehidupan, dan akan mungkin berada diposisi itu mereka yang benar-benar membutuhkan. Jika kita tidak berkontribusi dimasa muda lalu kapan kita akan menikmati kebahagiaan yang kekal itu? Mau menunggu tua? 

Bukankah semua anak mudah bercita-cita "ingin menjadi manusia yang berguna bagi Nusa dan bangsa yang cinta tanah air."

Cintai dulu masyarakatnya baru yang lain.

5. Memiliki Keberanian Sepenuhnya

Dulu aja kalau mau keluar kemanapun selalu ditemani, diawasi, ditanya mau kemana, beli apa dan maunya gimana. 

Orangtua serta keluarga selalu menyediakan payung takut nanti turun hujan dan kita akan kehujanan, membawa jaket takut kita kedinginan. Saat itu kesehatan batin dan raga kita benar-benar terjaga oleh mereka. Dan mereka benar-benar orang yang paling hati-hati dengan pertumbuhan kita, masa iya kita lupa begitu saja. 

Mereka sungguh bahagia sekaligus sangat bangga ketika kita bisa melakukan apapun Dengan sendiri, karena dari kecil kita yang sangat mungil ini selalu diawasi tidak pernah dibiarkan begitu saja, tidak pernah lepas dari genggaman mereka. 

Sampai saat ini apa masih takut? Untuk memulai sesuatu? Bahkan cita-cita yang tidak bayar sekalipun kita takut untuk bermimpi? Padahal tidak ada yang tahu bagaimana kita berusaha untuk memperjuangkan nya? Bagaimana mimpi itu akan hadir begitu saja kalau kita sendiri tidak berani untuk memulainya.

Seorang teman berkata " Terlalu banyak resiko yang dihadapi jadi aku tidak berani untuk bermimpi setinggi itu." 

Aku ingin bilang bahwa hidup itu adalah sebuah perlombaan bukan berlomba pada orang lain tapi pada diri sendiri kalau kita mencoba ada kemungkinan untuk berhasil namun, "kalau kita tidak pernah mencoba maka kita akan tenggelam selamanya dalam kegagalan."

Dulu, waktu masih kecil jangan kan untuk berlari seperti sekarang, untuk duduk, berjalan, berbicara kita butuh waktu dan usaha untuk terus mencoba, gagal coba lagi, gagal coba lagi, terus saja begitu sampai kita bisa duduk di bangku sekolah mengenal teman-teman dan dunia pendidikan.

Tanpa kita sadari sedari bayi kita sudah diajarkan untuk terus mencoba, berjuang dan berusaha dan tidak boleh menyerah. Pada akhirnya kita berhasil dengan jerih upaya kita saat kecil dulu. 

Apa masih takut? Memulai dan bermimpi!








Tidak ada komentar

Reti suryani

Reti suryani
Muslimah untuk Indonesia