Powered By Blogger

Part III

Nasehat yang kau berikan sampai saat ini masih tersimpan rapi didalam jiwa ini

Masjid tempat pengajian 

Berlari lalu berhenti sejenak, kau mungkin tidak mengerti tentang sebuah rindu yang didalamnya sebenarnya ada tapi perlahan musnah karena ego. Tapi ini adalah tentang menurunkan ego bukan sekedar berlabuh dengan rindu. Juga tentang penantian yang tak kunjung usai. Ada penantian yang selalu dinanti kehadirannya ada doa yang bertebaran hingga ke langit sebelah dan mungkin menembus ke Negara tetangga.

Tentang alfatihah yang selalu menemaniku juga dzikir yang menenangkan hati, tapi ini tentang sujudku yang sangat lama dan dalam  hingga terdengar di sudut langit, dan menyebabkan mata ini sembab karena tangis yang tak mampu dibendung (ini adalah harapanku). Telah lama tangan ini merengkuh di atas sajadah berwarna biru yang tebalnya sekitar dua jari mungil anak tetangga, mungkin ada atau sudah pindah aku kurang paham sama tetangga sebab beberapa hari ini terbaring lemas menikmati sakit untuk istirahat.

Terlepas ini nyata atau hanya sekedar ilusi berlandaskan sugesti, tetap saja aku tak mampu menduganya, berteman sepi didalam keheningan malam, berharap ada sebuah keajaiban bertepi lalu menebus rindu ini. Kau adalah secercah harapanku saat ini semangatku dan yang ada didalam jiwa ini. 

Sikapku yang dingin sebenarnya sangat bertolak belakang dengan karakterku dengan jarak dekat, terlepas dari ikatan yang belum sah jangan memaksaku untuk menerima rayuan atau memberikan timbal balik sebab, itu tidak akan mungkin terjadi.

Nasehat yang selalu kau berikan sampai saat ini masih tersimpan rapi didalam tubuh ini, meski dengan susah payah menerima kebenaran akhirnya tersadar juga bahwa yang aku butuhkan memang orang sepertimu, maaf rindu ini membunuhku, tapi aku takut sebab itulah mungkin tulisan ini bisa mewakili ungkapan hati ini. 

Dengan sosial media yang memiliki kekuatan untuk memberi kabar pada siapapun bahkan sampai ke Negara tetangga sampai di pelosok bumi manapun selalu ada sinyal yang mendukung untuk menjalani silaturahmi, sehingga tidak ada yang tertinggal apalagi harus menepi karena rindu, tapi kau memilih untuk tidak tahu bahwa kecanggihan teknologi bisa membuat rindu sedikit redah. Kau memilih jalur langit dan ridhonya untuk selalu berdoa dan itulah yang selalu diucapkan untukku yang sangat lemah ini. 

Dengan sikap yang dingin kau mengatakan semoga sujudku dan sujud mu menyatu dikemudian hari, setelah itu hilang tanpa jejak namun, sesekali datang sekedar menanyakan apa kabar, hmmm kau tahu aku sudah hampir menyerah dengan sikapmu tapi ku tahu sujudku yang sangat dalam mampu menguatkan sabar ku untuk selalu menunggu dirimu.

Suara adzan yang terdengar merdu mengangkat tangan ku seraya berdoa mungkin doa ini akan sampai itu adalah gumamku saat ini, tidak ada hal lain yang mampu menumbuhkan semangatku kecuali doa dan juga dirimu. Aku ingin berbicara begini tapi mungkin ini terdengar agak sedikit memaksa tapi ini membuatku sedikit lega "jarak tidak masalah, asal jangan kecewakan setiaku untukmu". 

Dirimu adalah titik akhir dari segala penantian dan cita-citaku, bahkan kau adalah masuk dari bagian cita-cita terbesar ku, saat aku ulangtahun aku tidak meminta apa-apa darimu aku hanya ingin kau ada dan aku juga ada diwaktu yang tepat dan bersamaan atas ridhonya Allah. 



Tidak ada komentar

Reti suryani

Reti suryani
Muslimah untuk Indonesia