Powered By Blogger

Lebaran Idul Adha Bersama Teman - Teman kknmuh nasional

Idul Adha


Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh
          Adalah momen dimana semua orang menanti untuk menyaksikan kurban pastinya itu sangat menyenangkan bukan .Ia berbeda sekali dengan saya , saya lebarannya tidak dengan orangtua saya karena semasa saya hidup dipondok pesantren modern ar-risalah kami tidak diperbolehkan pulang saat idul adha dan kami harus lebaran dipondok bersama teman – teman dipondok dari kelas 1 sampai kelas 3 sma .Alasannya karena libur kami hanya sebentar ya terpaksa deh berbagai macam harus kami tanggung resiko selama lebaran dipondok bersama keluarga besar pondok dan yang kami alami saat itu tak lain adalah mencintai kebersamaan . Lucu aja yah waktu kita melaksanakan shalat idul adha saya masih ingat sekali waktu dimana kita pertama kali melaksanakan shalat hari raya islam tidak bersama orangtua dan keluarga kita , namun bersama teman – teman yang baru dan keluarga di pondok anehnya semua teman – teman dari mulai sebelum shalat sampai shalat selesai nangis tiada henti termasuk saya hehe. Karena wkatu itu saya masih berada dikelas 1 sma jadi belum pernah yang merasakan lebaran jauh dari orang tua berbeda dengan mereka yang telah terbiasa ,Ada mbak yang nanya sama saya kok kamu nangis dek? Saya hanya terdiam dan saya terus saja menangis terus mbak itu mengatakan kamu sudah besar mbak kenapa harus nangis ? disini kamu tidak  sendirian ada mbak disini dan teman – teman yang lain semangat dong.Sejak saat itu jika jauh dari orangtua saat lebaran saya sudah terbiasa , terbiasa sendiri tanpa orangtua.

Pasti rindukan? Sudahlah jangan ditanya tentang rindu karena tidak ada yang tahu kapan rindu itu akan berlabuh.Saya pikir tidak ada yang mampu menahan gejolak rindu apalagi bersama orangtua.Dan rindu itu bisa datang kapan saja dalam keadaan apa saja , bisa jadi saat kita lagi sibuk- sibuknya menulis tiba- tiba ke ingat ibu ingat keluarga dan rindu semuanya . Kalimat rindu itu tidak beraturan menurutku dan rindu itu takdir yang bisa menguatkan kita  hingga pertemuan itu tiba.Bersabarlah wahai hati , Saya sudah terbiasa sekali untuk jauh dari orang tua tapi saya belum bisa menghentikan air mata di hari pertama lebaran saat melaksanakan shalat idul adha.Apalagi ketika momen bersalaman bersama orang – orangtua yang ada disekitar kita .Menurutku ini adalah kepahitan hidup yang harus dirasakan anak – anak yang menuntut ilmu diseberang sana jauh dari orangtua.Hidup mandiri sekali .Dan pada hari itu saya mengakui bahwa rindu itu menyiksa batin, tapi harus tetap bertahan karena belajar jihad dijalan Allah .
Kel:52 semarang kota bengkulu  kkn

          Lebarang Idul adha ini ada yang mengatakan hari raya haji karena pada bulan tersebut banyak masyarakat yang menunaikan haji dan bisa pulah disebut dengan hari raya tempatnya penyembelihan kurban yang dinanti – nanti masyarakat semua kalah itu pada zaman nya nabi Ibrahim allah berfirman untuk memberikan ujian kepada nabi ibeohim untuk menyembeli putra pertamanya yaitu nabi Ismail dan nabi ismail sangat bersedia dan ikhlas karena itu merupakan perintahnya dari Allah swt .Nah teman – teman pasti sudah tahukan ceritanya nabi ibrohim dan putranya. Dan yang disembelihpun bukan nabi Ismail melainkan berubah menjadi domba atas kuasah Allah swt.Dan kali ini sepertinya saya juga lebaran di kota Bengkulu bersama teman – teman kece yang baik hehe kami diamanahkan untuk mengabdi pada masyarakat kota Bengkulu kkn Kuliah kerja nyata dari berbagai penjuru dunia universitas muhammadiyah se –indonesia berjumlah 42 universitas . Kebetulan sekali keadaan sekarang ini menepati lebaran pada bulan agustus tanggal 11 jadi kami menikmatinya bersama teman – teman baru dan pengalaman baru , keluarga baru, semuanya baru , sepertinya ini pengalaman yang ke berapa saya enggak tahu yang pastinya saya sudah sering merasakan yang namanya jauh dari orangtua dan menemukan orang baru seperti mereka . Saya , kami, mereka dan dia adalah mahasiswi dan mahasiswa pilihan yang harus mengabdi di masyarakat kota Bengkulu.

          Bukan hanya itu kami tidak perlu memasak lagi tapi kami difokuskan untuk program kerja nyata terhadap masyarakat, jadi kami tidak pusing lagi memikirkan setiap harinya harus masak apa ? karena sudah ada yang membantu kami untuk memasak setiap harinya. Terimakasi ibu dan semoga lebaran nanti kita sama – sama bisa merasakan kenyamanan disini dan selamat menikmati suasana lebaran bagi kalian yang masih lebaran bersama orangtua , dan keluarga ,dan jangan lupa bersyukur.

#bloggerbengkulu

Tidak ada komentar

Reti suryani

Reti suryani
Muslimah untuk Indonesia