Apa arti sebuah kisah ini tanpa seorang ibu
Derai tangis hari
itu menyudutkanku hingga terperosok diruang waktu yang gelap ini, aku mengukur
hidupku manusia tanpa kepalah, tidak ada yang sepertiku semuanya memeluk dan
mencium keningnya hingga kegirangan sekali. Dan mengucapkan selamat ya nak, kau
telah berhasil hari ini ibu bangga sekali, kau bisa menjadi anak yang cerdas
dan soleh. Sambil melangkahkan kaki ibu menunggu perjuanganmu selanjutnya
sayang, “Anggukan bahagia terlihat diwajah anak itu yang membuat ibunya semakin
bahagia.
Sang pencipta kau
tahu rasaku hari ini, kau tahu bagaimana ceritaku hari kemarin, hari ini dan
yang akan datang, apakah aku hidup terus – menerus tanpa kepalah? Tangisku
pecah saat itu, bertahun lamanya aku hidup tanpa kepalah itu sebutan keluargaku
untukku. Ayah pergi meniggalkan ku sejak satu tahun yang lalu, aku merindukan
panggilan itu yang sama sekali tidak pernah terdengar ditelingaku. Terus saja
aku memikirkan hidupku kenapa aku yang terpilih tanpa seorang ibu.
Isak tangisku pecah berulangkali mengingat itu, ternyata kita tidak bisa hidup tanpa mengingat ibu dalam sehari. Sebutan yang sering kalian banggakan itu telah tiada sejak aku mulai mengenal dunia. Ibu aku ingin sekali berteriak bercerita dan banyak hal yang harus ibu tahu, aku dewasa dengan sendirinya, aku bisa mengenal hidup dengan sendirinya, aku tidak pernah memanjakan hidup ini. Meski aku tahu bahwa seorang anak ingin dimanjakan dari belayan ibu dan kasih sayang ibu.
Isak tangisku pecah berulangkali mengingat itu, ternyata kita tidak bisa hidup tanpa mengingat ibu dalam sehari. Sebutan yang sering kalian banggakan itu telah tiada sejak aku mulai mengenal dunia. Ibu aku ingin sekali berteriak bercerita dan banyak hal yang harus ibu tahu, aku dewasa dengan sendirinya, aku bisa mengenal hidup dengan sendirinya, aku tidak pernah memanjakan hidup ini. Meski aku tahu bahwa seorang anak ingin dimanjakan dari belayan ibu dan kasih sayang ibu.
Sejak hari itu aku melupakan segalanya sebutan keluarga ‘’ manusia tanpa kepalah’’ seorang yang hidup tanpa ibu dan ayah, seorang yang tanpa panggilan ibu, aku sudah dewasa dengan sendirinya ibu kau harus tahu aku menetapkan dirimu dalam hatiku disinggasana terbaik dalam jiwa dan ragaku. Aku selalu mendoakanmu ibu, disetiap shalat malam ku.
Ayah pernah bercerita tentang ibu hari itu aku tidak lagi menangis sambil mendengar cerita ayah .’’ Ibu adalah seorang yang sangat penyayang sama seperti dirimu, dia menghabiskan waktunya hanya ingin memimpikan kamu, jika nanti kau terlahir kedunia aku akan membuat dia bahagia dan nyaman sekali karena dia terlahir dari rahimku, aku akan membuat dia merasa bangga karena memiliki seorang ibu yang peduli dan penyayang dan ibumu tidak pernah marah’’. Setelah ayah selesai bercerita aku terus tersenyum terimakasih ayah karena telah memberitahuku sedikit gambaran dan kisah tentang ibu.
Andaikan saja ibu
masih ada, andai saja tuhan memberiku kesempatan untuk terlahir didunia tanpa
ibu, aku pasti akan mengatakan aku tidak mau terlahir kedunia apalagi harus
mengorbankan nyawa seorang ibu, isak tangisku pecah lagi ketika itu, aku akan
memilih untuk tidak mengenal dunia jika harus hidup tanpa ditemani seorang ibu,
sudahku katakan setiap harinya seorang anak akan terus menerus memanggil
sebutan itu , mereka tidak bisa hidup tanpa panggilan itu, lalu bagaimana
dengan aku. Yang hanya mendengar kisah seorang ibu melewati orang lain,
bagaimana ibu, baiknya ibu, aku merasakan itu semua melalui orang lain. Hari
itu aku masih sering berandai – andai tapi pikirku untuk apa ? apakah dengan
berandai ibu akan kembali kedunia, mengubah duniaku yang gelap ini? Apakah
dengan berandai aku akan mempunyai seorang ibu .
Semuanya tidak akan mungkin
terulang lagi aku menyadarinya, bahwa
ibu telah lama meninggalkanku, bahwa ibu juga sudah mengikhlaskanku
untuk tidak bersamaku sewaktu didunia, aku mencoba terus – menerus untuk
belajar mengikhlaskan seorang ibu yang telah lama pergi meninggalkanku. Jika
tuhan berikan satu jam saja untuk bertemu ibu.’’ Aku akan bercerita aku bangga
sekali mendapati seorang ibu yang penyayang dan tidak pernah marah, aku akan
memeluk ibu erat sekali dan ingin mengatakan aku ingin pergi bersama ibu
selamanya, aku mencintaimu ibu, aku tidak bisa hidup tanpa ibu.Lamunanku
tersontak saat itu setelah hujan berhenti , hujan mengantarkanku dengan rindu
yang menyayat hati, dan tidak ada yang tahu kapan rindu itu akan berlabuh. Aku
membayangkan yang diceritakan ayah kemarin tentang ibu, pasti ibu sangat lemah –
lembut sekali karena itulah ayahku menikahi ibuku.
Ibu, kenapa kau tidak membawakan ponsel untukku hari ini? Ah ibu
selalu saja begitu padahal diponselku itu sangat penting aku ingin menghubungi
temanku nanti. Hari ini terakhir turnamen ibu, ibu ambil saja duluh, setelah
aku selesai main, pokoknya ponsel sudah ada disini, “jawab ketus anak itu
sambil mengambil bola kelapangan dan meraih tanganku’’. Apakah seperti itu
tingkah anak yang masih bersama ibunya? Tangisku, kesalku hari itu bertambah
aku marah, aku kesal, “kenapa mereka sangat tidak mensyukurinya saat masih
bersama ibu ‘’. Sedangkan aku satu menit saja aku ingin ibu kembali tapi tuhan
tidak mengizinkannya.
Jika aku berada diposisi anak itu aku akan mengatakan ‘’Ibu maafkan aku karena telah membentakmu tadi, kurasa ponselku tidak begitu berharga dibandingkan dengan kasih sayangmu, pengorbananmu tiada tara dengan yang lain, yang kusebut dengan teman, lagi pulah ketika teman – teman meninggalkanku hanya ibu yang selalu setia mendengar curhatanku tentang yang lain saat ku sebut dia dengan panggilan teman dia hanya teman bermain. setelah ibu mengenalkan apa itu permainan, iyakan bu? Aku mengenal ibu jauh sebelum aku mengenal mereka, aku mencintaimu ibu”.
Jika aku berada diposisi anak itu aku akan mengatakan ‘’Ibu maafkan aku karena telah membentakmu tadi, kurasa ponselku tidak begitu berharga dibandingkan dengan kasih sayangmu, pengorbananmu tiada tara dengan yang lain, yang kusebut dengan teman, lagi pulah ketika teman – teman meninggalkanku hanya ibu yang selalu setia mendengar curhatanku tentang yang lain saat ku sebut dia dengan panggilan teman dia hanya teman bermain. setelah ibu mengenalkan apa itu permainan, iyakan bu? Aku mengenal ibu jauh sebelum aku mengenal mereka, aku mencintaimu ibu”.
Air mata ini mengalir deras sekali seakan – akan tidak ingin
berhenti, aku sadar ini hanya angan – anganku saja ibu seperti itulah kisahku
mengingatmu aku merasa bersalah jika seorang temanku membentak ibunya
didepanku, padahal aku sudah kehilangan ibu lamanya, aku tidak ingin semua orang
bernasib sama sepertiku. Aku hanya ingin siapapun bisa mensyukuri masih bisa
bersama ibu saat ini karena kalian tidak akan mengerti bagaimana hidup tanpa
kepalah sebutan keluargaku karena aku tidak memiliki ibu, aku rasa siapapun
tidak akan mampu hidup tanpa ibu, walaupun dia mampu dia akan marah saat anak
membentak ibunya apalagi didepan umum.
Jika nanti kau kehilangan ibumu kau akan merasakan hidup dalam
kegelapan walaupun mata terbuka dengan sangat jelas, warna – warni kehidupan
dunia yang aku tempuh ini sangatlah pahit, tapi aku yakin bahwa rencana tuhan
lebih indah dari yang aku inginkan selama ini. Bisakah kita bersyukur saat kita
diberi kesempatan untuk bersama ibu saat ini, masih bisa mendengar suaranya,
masih bisa memeluknya, masih bisa menciumnya, bercerita canda tawa dengannya,
masih bisa mendengar nasehatnya, ibu engkau segalanya bagiku. Ibu setelah hari
ini aku sangat legah karena telah banyak bercerita tentangmu hari ini,
bagaimana cara bersyukur karena telah memiliki ibu.
Ibu kata 0rang – orang nanti ada yang namanya hari ibu sedunia,
tapi bagiku aku telah memutuskan untuk setiap hariku adalah bersamamu hariku
adalah harimu ibu. Dan iya pada hari itu nanti aku ingin mengucapkan sambil
berdoa semoga ibu tenang disana di syurganya allah swt dan harapku kita bisa
ketemu di akhirat disyurganya allah aamiin allahumma aamiin.
Tidak ada komentar