Powered By Blogger

Apresiasi Dalam Pengorbanan

Proses Pendewasaan
Segala bentuk ataupun rupa masalah anggap saja itu proses pendewasaan seseorang. Berat sekali rasanya hikss... saat kita harus mengerti kondisi yang tidak ingin kita jalani. Benar semua orang berkata dewasa itu pilihan sampai menitikkan air mata berat sekali rasanya menjadi sosok makhluk hidup yang dewasa itu.

Bagaimana denganmu? Hari ini, sudahkah memaafkan kesalahannya walaupun kau tak menyukainya benar sekali tidak ada yang betah dengan masalah, lalu bagaimana dengan proses pendewasaan kita? Sudah berjalan dengan baik atau masih seperti anak kecil? "Ucapnya untukku. Yang biasanya selalu mintak dibenarkan, dituruti segala kemauannya?

Hay kaum hawa mungkin masih ada yang bersifat sangat manjah, eh bukan seperti itu maksud ku masih adakah yang ingin berproses bersamaku saling menguatkan untuk menjadi wanita tegar. Sampai ketegaran itu sendiri bosan denganku.

Berat sekali rasanya aku begitu terluka dengan dewasa ini, sampai kapan? Kapan akan berubah atau menunggu berakhir duluh semuanya. "Apakah permintaanku terlalu berat sehingga kau tak ingin mengabulkan nya"? Apakah aku menuntut banyak dalam kehidupan sehari-hari mu? Yang benar saja apakah ini bentuk dari ketulusan kau dalam mencintai ku?.

Berbagai pendapat cara kita menilai seseorang itu tida bisa disamakan kecuali yang menyaksikan nya didepan mata, akan tetapi seringkali mata salah memandang hati salah berprasangka telinga salah mendengar. Perbedaan persepsi dari pada masing-masing kita itu sangat wajar, yang tidak wajar itu menyia-nyiakan nya. 

Eh kok sampai kesini, gimana ceritanya? Begini yaaaa begitulah ketika seseorang mau, mau aja duluh berjuang bersama kenapa harus ditolak? Bentuk penolakan yang baik itu seperti apa? Apakah harus menyaksikan didepan mata ia terluka dengan sikap kita? Bisakah menggunakan cara lain atau menunggu sebentar dari hangatnya suasana. Kurasa kau bisa tapi enggan melakukan nya, mungkin inilah yang dikatakan "Apresiasi Dalam Pengorbanan".

Aku tak mengerti. 

4 komentar

Reti suryani

Reti suryani
Muslimah untuk Indonesia