Powered By Blogger

Memiliki Kesempatan Menjadi Santri

 Menjadi Santri Yang Menyenangkan 


Memiliki kesempatan menjadi santri mengabdi ilmu di pondok pesantren yakinlah kamu sangat beruntung tidak semua anak yang memiliki kesempatan itu.

Kadang memang ada anak yang butuh dan mau masuk pesantren tapi terhalang dengan orangtua karena takut jauh dari anaknya.

Ada juga yang terkendala dengan biaya karena biasanya masuk pesantren tidak seperti sekolah yang biasa SPP memang lumayan mahal namun fasilitas sudah di lengkapi mulai dari alat untuk tidur, makan 3x sehari air, listrik sudah free ya dan juga fasilitas sekolah dan sarana olahraga beserta spp itu sudah merangkum kesemuanya termasuk makan.

Tidak perlu membayar listrik lagi beserta air, dan tidak perlu memasak Karena sudah disediakan kita hanya menyiapkan diri agar siap menjadi santri yang mengikuti aturan yang ada di dalam pesantren tersebut. 

Ini adalah pengalaman saya selama mondok di pesantren Ar-risalah dan pengabdian. Yang duluh spp nya masih 500.000 perbulan sudah termasuk makan di asrama dan biaya listrik, berbeda dengan yang sekarang sudah naik dengan segala fasilitas yang ada. 

Banyak dari kalangan santri setelah tamat mereka lulus untuk kuliah di universitas Al-Ahgaf Yaman, betapa bangganya menjadi salah-satu orangtua dari pada mereka. Santri-santri yang berprestasi melalu Al-Qur'an.

Terkadang dalam pelajaran umum memang ada anak yang tidak mengerti sama sekali dan sedikit ribet untuk dipelajari namun di pesantren ini memiliki potensi yang berbeda, Walaupun tidak diberi kesempatan untuk menjadi juara di kelasnya mereka masih diberi kesempatan untuk menjadi juara di dalam ilmu agama, seperti menghafal Al-Qur'an, ngaji kitab kuning, pintar berbahasa Arab.

Jadi jangan takut rugi memasukan anak di pesantren sekarang dengan fasilitas yang lengkap dan SPP juga standar dengan kelengkapan yang ada ya. 

Bertemu ustad-ustazah dari alumni Gontor, bahkan yaman sekalipun. Anak - anak disana diajarkan untuk disiplin, seperti kehidupan sehari-hari yang paling utama itu di pondok serba ngantri hihi. Harus banyak sabar sebenarnya ini juga melatih kesabaran anak-anak .

Makan harus ngantri, mandi ngantri, izin keluar ngantri, whudu ngantri, jemur pakaian ngantri, nyuci ngantri, semua serba ngantri selain dididik untuk disiplin juga di latih untuk sabar.

Di dalam setiap kamar santri berjumlah 10 kepala satunya adalah osis yang akan membimbing saat di dalam kamar dan sekaligus memberitahu cara kebersihan kamar, dan peraturan-peraturan yang ada di lingkungan itu. 

Fungsi osis santri tidak diperbolehkan terlambat masuk kelas, jika melanggar akan ada guru piket yang memberikan sanksi. Osis hanya memberi peringatan karena ada 10 kepala dalam kamar tersebut dengan berbagai macam karakter yang berbeda, memang tidak mudah untuk saling memahami awalnya ya ikuti alur aja khususnya saya pribadi. 

Dan yang lain juga ikuti alur, setelah sering bersama-sama piket, makan, dan jajanan hihi akhirnya akrab juga, keberuntungan kami pada saat itu mendapatkan ketua kamar yang baik dan peduli banget bersyukur deh. 

Untuk mengenali teman sekamar itu tidak mudah namun karena di pondok kami dididik dengan baik dan benar, harus berakhlak, harus sesama baik dengan teman-teman dan selalu mendapatkan siraman rohani setiap hari mendapat pencerahan mendengar ceramah baik ustad ataupun ustazah. 

Dari sana kami bisa saling menghargai baik yang lebih kecil maupun yang lebih besar dari kami. Karena terkadang para santri maupun anak-anak lebih melihat ke contoh yang ada di dalam lingkungan tersebut, jika baik akan menjadi baik pula. Respon positif dari pergaulan anak-anak sangat penting menurut saya. Pondok adalah tempat ternyaman. 

Anak-anak dibiasakan mulai dari bangun pagi-pagi jam 3 subuh sampai jam 7 pagi tidak ada tidur dan malas-malasan disana membiasakan anak untuk bangun pagi seperti itu hanya ada di pondok pesantren. 

Saya masih merindukan suasana pesantren dengan udara sebelum subuh yang ramai dengan santri yang menuntut ilmu ada yang sibuk langsung ke masjid shalat, ada yang sibuk menghafal Al-Qur'an, ada yang sibuk menyempatkan mencuci baju, kegiatan positif ini yang membuat saya semakin rindu masyaallah.

Disana juga diajarkan saat rindu sama orangtua dan siapapun yang kita rindukan, agar rindu bisa hilang dalam sekejap kita semua dianjurkan untuk kirimkan Al-fatihah kepada seseorang yang kita rindukan. Sampai saat ini saya masih mengamalkan ini ketika rindu itu berlabuh.

Barakallah ustadz-ustazah dan semua guru baik di pondok maupun di luar yang sudah membimbing  dan mendidik saya, saya mengucapkan terimakasih saya berdoa untuk mereka semoga diberikan kesehatan yang dilipatgandakan aamiin. 

Tak lupa di pondok dianjurkan untuk menghafal Al-Qur'an yakni berlomba-lomba dalam kebaikan, semua yang kita lihat di se-keliling itu pada buka Al-Qur'an gimana tidak rindu, dengan suasana yang seperti ini. Semoga masih diberikan kesempatan berkumpul dengan sahabat jan-nah seperti mereka.

Di dalam pondok juga ada peraturan yang mengajarkan kita untuk bersyukur dengan keadaan disana baik anak yang kaya dan anak yang keterbatasan ekonomi tidak ada di bedakan semuanya sama rata, dari segi makanan dan fasilitas nya sama. 

Bahkan kebersihan gotong royong semuanya harus ikut jika tidak ikut akan dikenakan sanksi, di dalam pondok tidak ada yang namanya libur, hari minggu kami masih punya kegiatan juga seperti muhadarah mendengar teman-teman ceramah menampilkan bakatnya masingmasing biasanya perminggu itu selalu beda yang di tampilkan bagaimana tidak ada ratusan santri bahkan hampir seribu pada masanya. Dengam berbagai macam bakat dan kelebihan mereka. 

Setelah wisudah pondok saya mengabdi di sana dengan mengajarkan anak-anak SD dan bertemu setiap hari dari anak Paud, Tk, SD. Kebetulan saya tinggal di perumahan samping Paud, saya suka sekali anak-anak kecil dari duluh. 

Kata teman, saya kalau lagi main sama anak-anak jiwa keibuan nya kelihatan hehe saya suka sama anak-anak kecil apalagi mereka gemas gitu kalau diajak main-main pengalaman saat saya ngajar anak SD disana maklum duluh postur tubuh saya yang kecil, dan kurus sekali baru tamat dari Pondok, belum terlalu mengerti untuk seorang guru namun yang memudahkan saya adalah saya sangat menyukai anak-anak. 

Sampai ada anak-anak yang memanggil saya dengan sebutan kk dia tidak memanggil dengan sebutan ustazah, saya tanya kenapa memanggil kk? " Iya, karena kk masih kecil badan seorang guru itu harus besar dan tinggi " . Kwkwkw mungkin karena mereka tidak terbiasa melihat anak kecil yang jadi guru hahah. 

Pikir saya tak apalah yang penting bisa lebih akrab sama anak-anak, dan yang saya dapatkan seiring berjalannya waktu di sana pengalaman saat mengajar.

Anak-anak kecil Paud, TK, SD, mereka akan mendengar atau melirik kita berbicara di depan papan tulis berhadapan dengan mereka dengan cara menjelaskan sambil mimik wajah berekspresi, kalau ceritanya sedih mimik wajah harus sedih dan kalau bahagia mimik wajah harus bahagia. Dengan begitu kita akan mudah mengenali anak-anak di kelas dan mereka juga suka dengan kita sebagai guru nya. 

Dulu waktu saya di beri kesempatan untuk mengajar anak SD mereka lucu-lucu sekali dan unik sekali, saat jam istirahat pasti salah-satu dari anak-anak ada yang nemuin saya buat cerita doang wkwkwk. Saya jadi tempat anak-anak bercerita habis kalau mau jadi teman baik anak-anak saat mereka bercerita kita juga merespon dengan mimik wajah dan berekspresi dan mereka akan suka dan sangat senang. 

Sekian! 

Jangan lupa tinggalkan komentar ya

#odopicc#30hbcicc #indonesiancontentcreator #30haribercerita #odopiccday5

@indonesiancontentcreator

@mubadalah.id

@bonnels.id

Sebenarnya masih banyak pengalaman yang harus dibagi selama di pondok dan pengalaman saya menjadi guru privat ngaji selama di bangku kuliah, dan tinggal di asrama tapi sepertinya saya sudah lelah sampai jumpa di tulisan selanjutnya.

Follow ig ku ya Reti suryani





11 komentar

  1. Jadi keinget masa lalu jaman SD hehe
    Kenangan indah juga pas mau ke pesantren tapi ga jadi,
    Berkah ya kakak setelah ini nanti buat rencana baru untuk mengekspresikan diri.

    BalasHapus
  2. yang patut dihargai adalah kedisiplinannya itu loh..

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Kalau begitu istirhat dlu, sya akan tunggu certa2 berikutnya yaaaa

    BalasHapus
  5. Bukan santri, tapi bagiku santri itu keren banget... disiplin yg tinggi dan pendalaman agama memang bagus di pesantren...

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah sangatlah patut disyukuri bagi teman-teman yang sempat jadi santri...banyak kenangan suka dan duka dan latihan mandiri serta disiplin ya.
    patut juga untuk berterima kasih ke ortunya yang telah berjuang menahan rindu demi cita-cita memiliki anak yang sholeh dan sholehah yang paham ilmu agama.

    tulisannya membawaku ke alam khayalan, ngebayangi ketiga anakku yang sedang mondok di Jawa Timur.

    BalasHapus
  7. Serius adek pernah mondok?? Wahh.. baru tau mbak... Apalagi pesantren gontor kan termasuk salah satu pesantren terbaik di Indonesia.

    BalasHapus
  8. dulu ada pikiran pengen jadi santri, apasih rasanya mondok, tapi takut, tapi gamau ada aturan wkwkwk

    BalasHapus
  9. Wah pernah nyantri di mana reti?
    Keren loh, mba ga kesampaian mau mondok
    Suka aja liat anak pesantren yang disiplin dan bagus ilmu agamaya

    BalasHapus
  10. Masya Allah adek hebat banget. Kebayang deh seperti apa disiplinnya hidup & belajar di pondok gitu. Semoga disiplin & konsistensinya terus melekat walo sudah tidak mondok lagi ya dek :))

    BalasHapus
  11. Bener banget ya kak kalo untuk masuk pesantren pasti pertimbangannya banyak banget dan kompleks, makanya terkadang keinginan kita kalah dengan kekhwatiran orang tua.

    BalasHapus

Reti suryani

Reti suryani
Muslimah untuk Indonesia