Powered By Blogger

Suara lembut itu tidak pernah marah


                   Don't be angry (Muslimah)
 
Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh..


وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚإِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200)

          Terkadang semester akhir banyak membuat seorang lupa diri, apa yang harus dilakukan itu harus dijadwalkan terlebih dahulu.Itu menurutku, bukan aku sibuk dan  bukan seberapa banyak organisasi yang aku ikuti, namun inilah fakta semester akhir.

Apalagi saat ini aku dan teman – temanku sedang menjalankan tugas (PPL di suatu lembaga SMA Muhammadiyah 1 Kota Bengkulu) kami melaksanakan ppl selama 40 hari sehingga semua kegiatan diluar kampus banyak yang tertunda, aku seringkali tidak mengikuti pengajian, dan rapat organisasi maupun komunitas yang lainnya. 


Sengaja, aku hanya ingin memfokuskan ppl untuk semester akhir hanya 40 hari saja. Pikirku sejenak aku terlalu fokus dengan tugasku ini hingga aku terlihat  sedikit tidak peduli dengan siapapun.
          
Seharusnya kami mengikuti Rakernas Forsima Pai se- Indonesia yang diadakan di kota Palembang pada tanggal 25 november 2019 ini namun sangat disayangkan keadaan yang tidak memungkin untuk berangkat ke sana, jika harus berangkat diwakili oleh aku, Erwin dan Andi. 

Karena pada tahun lalu kami bertiga pernah mengikuti acara Pencetus Forsima Pai se – Indonesia dikampus UIN IMAM BONJOL  kota Padang  untuk yang pertama kali. Kami tertunda berangkat karena sedang melaksanakan tugas yakni PPL, dan harus diganti dengan adek tingkat untuk mewakili kami bertiga. Harapan kami semoga kedepannya Hima Pai UMB maju jaya dan lebih sukses lagi aamiin. 


Adek – adek dan teman – teman semuanya teruskan perjuangan kami untuk terus memajukan hima kita mantabkan niat kita untuk bersatu jangan sampai ada perpecahan diantara kita semuanya, belajarlah untuk bekerja dengan ikhlas tampa harus meminta imbalan sedikitpun.


Setiap sabtu kami kekampus untuk kuliah, iya mk hari ini hanya 1 dosen yang masuk jadi masuknya dipercepat yang seharusnya jam 01:00 diganti jam 08:00 pagi.

Tepat hari ini aku merasa tugasku begitu banyak sehingga aku hanya mengikuti alur, dosen memintaku untuk mencari ruang kelas untuk belajar pagi ini dan memintaku untuk membawa laptop, jika masuk jam segitu pasti kita berangkatnya jam 07:00 sangat tidak memungkinkan jika harus berangkat lewat dari jam yang ditentukan. 


Ditengah perjalanan menuju kampus hpku berdering tanda pesan masuk tiba – tiba aku mendapat pesan bahwa kakak ku masuk rumah sakit, aku mendapat infonya dari temanku, dia memintaku untuk menjemputnya, tapi pagi itu aku bingung total bukan sedikit lagi sudah total. Apa yang harus aku lakukan disisi lain dosen memintaku untuk berangkat cepat supaya membawa laptop dan langsung mencari ruangan untuk belajar.
larangan marah
 Jadi aku langsung balas pesan temanku “Maaf aku lagi dijalan menuju kampus jadi aku enggak bisa jemput, kamu duluan aja nanti selesai kuliah aku nyusul aja deh”. 

Temanku langsung mengirim pesan banyak sekali, dia mengatakan bahwa aku tidak peduli, tidak mau tahu, sok sibuk pokoknya lengkap deh. D


perasaanku sangat kacau dalam hati aku berpikir apa iya aku seperti itu? Aku bertanya terus apa yang harus aku lakukan, jika aku tidak kuliah aku sudah tidak masuk minggu lalu sangat tidak mungkin jika aku tidak masuk lagi hari ini. 


Akhirnya aku mencoba untuk mengrilekskan pikirankudan membaca kaliamat ‘A’udzu billah (Aku meminta perlindungan kepada Allah)  supaya tidak emosi, dan tidak meluapkan segala aktivitasku betapa banyak tugasku dan pikiranku bercampur. Aku membalas apa adanya tanpa harus berdebat dan marah karena setiap orang punya kesibukan masing – masing. 


Dan tidak terlalu mengambil hati apa yang di katakannya melalui pesan itu. Aku fokus belajar hingga pelajaran selesai.
          Aku bergegas turun mengambil kunci motor di tasku langsung pergi kerumah sakit untuk menjenguk kakakku. Sesampai disana aku langsung menanyakan kabar dengan kakakku lalu memintak maaf atas keterlambatanku hari ini, tapi percayalah, meski hadirku telat tapi niatku untuk menjenguk tidak terlambat. 

Disana aku melihat temanku suda stay disamping kakakku aku langsung memintak maaf karena aku tidak bisa menjemputnya dan aku datang terlambat kerumah sakit. Temanku tertawa dan mengatakan “tidak masalah yang pastinya kamu udah datang”, sambil tersenyum aku mengatakan alhamdulilah.


          Jika aku marah pagi itu maka semua kegiatanku pada hari itu akan terasa sia –sia, dan aku merasa hatiku damai sekali dengan sabar. Benar apa kata orang – orang jangan marah apapun kondisinya tetap sabar karena sabar itu jaminannya syurga. Terkadang seorang marah itu karena kondisi tertentu tapi menurutku cobalah untuk sedikit memahami kondisi orang lain.

Bagaimana jika kita berada diposisi seperti dia. Sampai saat ini aku masih berpikir jika aku membalas pesannya dengan marah juga sama seperti temanku tadi maka aku tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu. 

Shari itu ada hikmanya semua coba perhatikan sejenak, apa – apa saja yang membuat kita bahagia dalam hari ini menurutku, hari ini aku bahagia sekali.


  Karena tidak marah dan bisa menahan emosi walaupun dengan kondisi yang sangat mendukung untuk meluapkan emosi tapi harus sabar dan janganlah kamu marah seperti hadist dibawah:


          Sulaiman bin Shurod radhiyallahu ‘anhu berkata,
كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ، وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ“
“Pada suatu hari aku duduk bersama-sama Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam sedang dua orang lelaki sedang saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang daripadanya telah merah mukanya dan tegang pula urat lehernya. 

Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya jika sekiranya ia mau membaca, ‘A’udzubillahi minas-syaitani’ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya.” (HR Bukhari, no. 3282)


Juga ada hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
إِذَا غَضِبَ الرَّجُلُ فَقَالَ أَعُوْذُ بِاللهِ ، سَكَنَ غَضْبُهُ
“Jika seseorang dalam keadaan marah, lantas ia ucapkan, ‘A’udzu billah (Aku meminta perlindungan kepada Allah)’, maka redamlah marahnya.” (HR. As-Sahmi dalam Tarikh Jarjan, 252. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1376)


          

wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.




5 komentar

Reti suryani

Reti suryani
Muslimah untuk Indonesia